Back

Kontrak berjangka S&P 500 Melacak Kenaikan Wall Street Untuk Menarik 4.200 Di Tengah Jeda Perdagangan Sebelum NFP

  • Kontrak berjangka S&P 500 tetap kokoh di sekitar puncak intraday, naik untuk hari kedua berturut-turut.
  • Optimisme vaksin, tidak adanya laporan kenaikan suku bunga dan sinyal awal yang optimis untuk NFP mendukung pembeli.
  • Masalah Covid-19, Tiongkok dan sentimen yang hati-hati menjelang rilis data utama menahan sentimen risk-on.

Kontrak berjangka S&P 500 tetap menguat di sekitar 4.200, naik 0,16% dalam intraday, selama awal Jumat. Dengan demikian, barometer risiko tersebut mengikuti ekuitas AS ke utara untuk mencetak tren naik dua hari di tengah sesi Asia yang sebagian besar tenang.

Penolakan pembuat kebijakan Federal Reserve (Fed) atas kekhawatiran kenaikan suku bunga, kecuali untuk Presiden Fed Dallas Robert Kaplan, tampaknya merupakan dorongan utama di balik optimisme pasar terbaru. Di sisi positifnya juga bisa jadi dukungan AS dan Uni Eropa (UE) untuk mencabut hak paten vaksin virus Corona (COVID-19).

Perlu disebutkan bahwa sinyal awal untuk data ketenagakerjaan AS bulan April baru-baru ini optimis dan karenanya para pedagang tetap mengharapkan laporan pekerjaan yang kuat dari ekonomi terbesar di dunia itu.

Baca: Pratinjau Nonfarm Payrolls AS April: Indikator Utama Menunjukkan NFP Yang Kuat Lagi

Selain itu, ketiga indeks acuan di Wall Street ditutup positif untuk yang pertama dalam seminggu pada hari sebelumnya, yang pada gilirannya menawarkan dorongan lebih lanjut untuk Kontrak berjangka S&P 500.

Sementara itu, pembatasan investasi AS pada perusahaan Tiongkok dan Beijing yang menolak untuk membicarakan bisnis dengan Australia membebani selera risiko. Selain itu, perpanjangan keadaan darurat di Jepang yang hampir pasti yang disebabkan virus dan kemarahan global atas kinerja Tiongkok di Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang menantang sentimen pasar.

Di atas segalanya, kehati-hatian menjelang data utama AS dan kalender yang sepi membatasi kinerja pasar selama Jumat pagi ini. Menjelang data AS, data perdagangan dari Tionglok dan Jerman dapat menawarkan pergerakan menengah sementara berita utama politik dari Inggris, UE, dan AS, ditambah dengan pembaruan Covid, juga dapat menghibur investor.

Pertumbuhan Tiongkok Yang Lebih Lambat Diperkirakan Karena Ekonomi Menjadi Normal – Economic Daily

Sheng Laiyun, Wakil Direktur Biro Statistik Nasional (NBS) berkomentar pada Kuartal 1 0,6% bln/bln pertumbuhan menjadi yang kedua paling lambat dalam
อ่านเพิ่มเติม Previous